QUICK77 - Waktu jumlah kasus meningkat secara dramatis di Eropa dan Amerika Utara, virus corona telah memuncak di beberapa negara Asia, dan penelitian pertama tentang efek jangka panjang dari virus ini muncul.
Sebuah studi oleh jurnal medis The Lancet memberikan jawaban serius. Mereka menyampaikan kalau mantan pasien yang terinfeksi virus corona bisa menyimpan patogen di saluran pernapasan mereka selama 37 hari, yang berarti kalo mereka bisa tetap menular selama berminggu-minggu.
Mengingat kalo periode karantina saat ini direkomendasikan sebagai 14 hari, pasien mungkin tetap menular lama setelah gejala mereka hilang, tanpa disadari menyebarkan virus lebih lanjut.
Ada laporan terisolasi dari orang yang keliatannya terinfeksi ulang dengan virus corona. Data dari pejabat kesehatan di provinsi Guangdong China melaporkan kalo 14 persen orang yang sembuh kemudian dites positif lagi.
Pada akhir Februari, Reuters melaporkan tentang seorang wanita di Osaka, Jepang yang kembali positif terinfeksi virus corona setelah dinyatakan sembuh sebelumnya. Kasus sama dilaporkan di Korea Selatan.
Tetapi, mungkin ada penjelasan lain daripada infeksi ulang. Ada kemungkinan itu tetap nggak aktif setelah serangan awal penyakit dengan gejala minimal, sebelum menyerang paru-paru. Atau selalu ada kesalahan manusia seperti pengujian yang tidak akurat atau pasien yang dipulangkan secara prematur.
Biasanya, ketika infeksi virus dikalahkan oleh sistem kekebalan tubuh, mereka tahu bagaimana cara mengalahkannya mereka kembali --dengan kata lain, mereka menjadi kebal. Pengecualian kalo pasien itu memiliki sindrom defisiensi imunitas (seperti pengidap HIV).
Efek Jangka Panjang
Otoritas Rumah Sakit Hong Kong mempelajari gelombang pertama pasien untuk sembuh dari kasus yang dikonfirmasi dari virus corona. Kota ini memiliki 131 kasus dan tiga kematian, dan total 74 orang telah dipulangkan.
Dr Owen Tsang Tak-yin, direktur medis dari Pusat Penyakit Menular di Rumah Sakit Princess Margaret di Kwai Chung mengatakan, dokter telah melihat sekitar selusin pasien yang pulang. Dua sampai tiga orang tidak bisa melakukan hal-hal seperti sebelumnya, The South China Morning Post melaporkan.
"Mereka terengah-engah kalo berjalan sedikit lebih cepat," kata Dr Tsang pada konferensi pers hari Kamis. "Beberapa pasien mungkin memiliki sekitar 20 hingga 30 persen fungsi paru [setelah pemulihan]."
Para pasien sekarang akan menjalani tes untuk menentukan berapa banyak fungsi paru-paru yang masih mereka miliki, dan latihan fisioterapi dan kardiovaskular juga akan didorong untuk memperkuat paru-paru mereka.
Pemindaian menunjukkan ada kerusakan organ pada paru-paru, tetapi sejauh ini tidak pasti apakah ini bisa menyebabkan komplikasi di kemudian hari seperti fibrosis paru.
No comments:
Post a Comment